Pain

Hal yang menyulitkan sekaligus menantang yang berkaitan dengan rasa sakit, baik fisik maupun psikis, adalah bahwa kita hanya bisa melakukan pendekatan melalui metafora/perumpamaan untuk mendeskripsikan rasa sakit tersebut.

Padahal, rasa sakit tidak bisa direpresentasikan dan dideskripsikan layaknya benda seperti meja atau bangku. Bahkan dalam beberapa hal, rasa sakit adalah antonim dari bahasa.

Ketika jatuh cinta, kita dengan mudahnya menggambarkan perasaan kita dengan meminjam kata-kata penyair seperti Kahlil Gibran ataupun Chairil Anwar, tetapi ketika kita merasakan sakit, maka kata-kata tersebut seakan mengering.

Manusia adalah makhluk yang bergantung pada bahasa, sampai-sampai terkadang kita tidak bisa mengetahui apa yang tidak bisa kita namai. Jadilah kita menganggap hal itu tidak nyata. Kita pun menyebutnya dengan menggunakan istilah-istilah umum, seperti gila atau sakit kronis, istilah yang kedua-duanya mengesampingkan dan mereduksi arti sebenarnya.

Related posts:

Successful sports betting requires more than just picking the winning team. To consistently win at sports betting, you must be able to identify value in the betting markets. In this article, we’ll…

Security is a really important thing but almost we don’t care when building applications. There are a lot of essential security practices, But in this story, I am going to talk about HTTP Security…

One of the most eective ways to eect positive change in society is through business. Many entrepreneurs attempt to create products and services that align with their values, while also providing…